Jumat, 10 Agustus 2012

Sejarah Perkembagan Psikologi


Untuk memahami isi dari psikologi pada umumnya kita harus memahami tentang sejarah perkembangan psikologi dimana pada akhirnya dilahirkan psikologi modern. Aliran asosionisme terdiri beberapa tokoh yaitu: (a) James Mill (1773-1836), dan John Stuart Mill (1806-1873). Menurut  pandangan James Mill tidak jauh beda dengan pandangan John Locke tentang ide. Hanya disini Mill membedakan antara penginderaan (sensation) dan ide. Penginderaan adalah hasil kontak langsung alat indera manusia dengan rangsang-rangsang yang datang dari luar dirinya.  Sedangkan John Stuart Mill sebagaimana ayahnya, J.S. Mill memulai ajarannya dari penginderaan dan ide (sensation dan idea). Tapi pandangannya berbeda dari ayahnya yaitu: penginderaan dan ide adalah dua hal yang bisa dibedakan dan dipisahkan antara kedua itu, idelah yang sangat penting daripada penginderaan.

Usaha menerangkan psikologi imiah semu yaitu: Phrenology. Franz Joseph Gall (1758-1828) Beliau percaya bahwa jiwa terbagi-bagi dalam 42 bagian yang diwakili di tempat-tempat tertentu di otak. Atas dasar itu ia membagi-bagi tengkorak kepala ke dalam 42 lokasi. Tiap-tiap lokasi diwakili satu bagian kejiwaan dan dari ini kita semua akan tahu obyek dan dapat mengenal watak manusia dari meraba bentuk tengkoraknya yang disebut kraniognomi, tapi lebih dikenal dengan sebutan phrenology.  Physiognomy. Cesare Lombrossed (1836-1906) Ia percaya bahwa sifat-sifat orang sudah ada sejak lahir dan tidak akan berubah-ubah lagi dalam hidupnya. Karena itu dengan mempelajari bentuk wajah maka ia dapat mengetahui mana orang jahat dan mana yang bukan. Mesmerisme Franz Anton Mesmer (1734-1815) Beliau mengajukan sebuah teori yaitu “theory of animal magnetism” atau “currative power of magnetic iron” yang menyebutkan bahwa dalam diri seseorang bisa terdapat cairan-cairan tertentu yang mempunyai daya magnet yang dapat menyembuhkan orang sakit. Mesmerisme diberi nama hipnotisme oleh James Braid (1795-1860). Hipnotisme ini kelak melalui Jean Martin Charcot (1825-1893) diajarkan kepada Sigmund Freud (1856-1939) kemudian berkembang menjadi teori “psikoanalisa”.
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal. Menurut Marshal Hall (1790-1857). Banyak persamaannya dengan Johannes Peter Miller yang membedakannya yaitu kalau Hall menyatakan bahwa reflek hanya terkandung pada syaraf tulang punggung (spinal cord) dan tidak dipengarui oleh otak. Sedangkan Miller berpendapat bahwa ada sebagian dari reflek yang dipengaruhi pula oleh otak.  G. Fritsch dan E. Hitzig Mengadakan penelitian bersama dan menemukan bahwa: ”Cortex cerebri” (kulit otak) terdapat pembagian wilayah. Dua wilayah itu adalah “gyrus centralis posterior” yang merupakan area motoris. Sir Francis Galton (1822-1911). Dalam psikologi studinya meliputi penginderaan, ingatan, asosiasi, imajinasi, kemampuan dan bakat-bakat. Ia menciptakan alat psiko-test didasarkan pada pengukuran penginderaan. Ia beranggapan antara orang-orang yang pandai dan orang-orang yang bodoh terdapat perbedaan dalam daya penginderaannya. Emil Kraepelin (1856-1926). Ia menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Terlepas persahabatannya dengan Wundt, Kraepelin berpendapat bahwa etiologi (penyebab) penyakit kejiwaan tidaklah terletak pada jiwa seseorang, melainkan disebabkan oleh faktor pertumbuhannya seperti kelainan di otak ataupun faktor-faktor bawaan.  
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Menurut Wilhelm Wundt (1832-1920). Metode yang digunakan Wundt adalah metode ilmu alam, analisis sintetis. Ia tidak setuju pada psikologi asosiasi karena bersifat mekanistis. Pengamatan dibagi menjadi persepsi dan apersepsi. George Elliah Muller (1850-1934) memberikan sumbangannya kepada psikologi khususnya dalam psiko-phisik, ingatan dan persepsi visuil. G.E. Muller mengemukakan apa yang disebut “ the right associative procedure” atau prosedur asosiatif yang benar.  Oswald Kulpe (1862-1915). Sumbangan Kulpe yang terbesar adalah meletakkan dasar-dasar studi tentang proses berfikir.Ia mengemukakan bahwa proses berfikir yang tinggi tidak terikat pada penginderaan dan dapat pula diselidiki secara eksperimental. Dengan metodenya itu Kulpe berhasil membuktikan bahwa proses berfikir adalah bebas dari penginderaan (“sensation free” atau “imageless”).
Fungsionalisme . William James. Beliau mengemukakan teori emosi yang biasa dikenal dengan teori James-Lange adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara perubahan phisiologis dengan keadaan-keadaan emosional.  John Dewey (1985-1952).dalam psikologi menggunakan teori dan metode “learning by doing” (belajar sambil melakukan). Dalam teori ini ia berpendapat bahwa untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari teori, tetapi ia harus langsung melakukan apa yang dipelajari itu. Edward Lee Thorndike (1874-1949) mengadakan eksperimen terhadap tingkah laku beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing dan burung yang mencerminkan prinsip dasar proses belajar yang dianut oleh Thorndike, yaitu bahwa dasar dari belajar (learning) tidak lain sebenarnya adalah asosiasi. Suatu stimulus (s) akan menimbulkan suatu respons (R) tertentu.  
Cabang-cabang psikologi dan perkembangan dari fungsionalisme Arnold Gessel (1880-1961) dikenal sebagai bapak psikologi anak, Gessel dalam penelitiannya adalah metode observasi dengan bantuan alat seperti kamera film dan cermin searah (one way-mirror) dan metode tingkah laku dibawah kondisi test yang terkontrol. Henry Alexander Murray (1893). Peranan dalam psikologi adalah dalam bidang diagnosa kepribadian dan teori kepribadian. Ia mengembangkan berbagai teknik evaluasi kepribadian, terutama teknik proyeksi. Salah satu test yang digunakannya adalah “Thematic Apperception Test“. Test ini terdiri dari beberapa buah gambar.Jean Piaget (1896 —) Teori-teorinya dalam psikologi perkembangan yang mengutamakan unsur kesadaran (kognitif). Hal-hal yang pernah dipelajari Piaget antara lain perkembangan inteligensi, persepsi, bahasa, moral, kausalitas, ruang, waktu, gerak, logika, epistemologi genetika dan lain-lain.Louis Leon Thurstone (1887-1955) dalam metode psikometrinya terkenal dengan cara pendekatan analisa-faktor. kesimpulannya bahwa dalam inteligensi tidak ada faktor umum (”general factor” atau faktor-G), melainkan hanya ada faktor-faktor khusus (”specific factors” atau faktor S). Ia mengemukakan ada 7 faktor-S yang paling dasar yang disebutnya “Primary Mental Abilities“,  
Reflikasi psikologi purposive dan behaviorisme. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)  karena studinya mengenai refleks-refleks akan merupakan dasar bagi perkembangan psikologi behaviourisme. Pandangannya yang paling penting bahwa aktivitas psikis sebenarnya tidak lain dari pada rangkaian refleks-refleks belaka.  Penemuan Pavlov yang sangat menentukan dalam sejarah psikologi adalah hasil penyelidikannya tentang refleks berkondisi (”conditioned reflex“).  William Mc. Dougall (1871-1938) berpendapat bahwa psikologi hendaknya hanya mempelajari tingkah laku yang nyata saja, kalau psikologi hendak dikatakan sebagai ilmu yang obyektif.  
Teori konvergensi dalam psikologi. William Louis Stern (1971-1938) ia mendefinisikan psikologi adalah ilmu tentang individu yang mengalami/ menghayati dan individu yang mampu mengalami/menghayati. Dengan definisi ini ia menjembatani teori-teori dari aliran nativisme dan empirisme. Penemuannya yang sangat penting adalah konsep IQ “Intelligence Quotient” atau taraf kecerdasan. Dasar teori ini adanya perbedaan kecerdasan pada tiap-tiap orang. Rumus I.Q Dimana MA = Mental Age (usia mental) CA = Calendar Chronological Age (usia sesungguhnya).
Psikologi Gestar. Max Wertheimer (1880-1943) Dianggap sebagai pendiri psikologi Gestalt pada tahun 1912. Dia mengeluarkan kertas kerjanya yang berjudul “Experimental Studies of the Perception of Movement”   Menurut Wertheimer, gerak stroboskopik ini tidak dapat diterangkan dengan teori strukturalisme dan elementisme hanya dengan teori Gestalt. Yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara menyeluruh. Dalam bukunya “Investigation of Gestalt Theory”. Kurt Koffka (1886-1941)  kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dan prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial. Beberapa teori Koffka tentang belajar: salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan. Wolfgang Kohler (1887-1967) yang paling terkenal adalah penyelidikannya mengenai tingkah laku kecerdasan pada hewan, utamanya pada simpanse. Bertitik tolak dari teori Thorndike yang beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya adalah tingkah laku coba salah.  
Psiko analisa. Sigmund Freud. Obyek psikologi ialah alam ketidaksadaran. Pada dasarnya struktur jiwa terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:  super ego atau Das Uber Ich yang berisikan berbagai macam nilai luhur, norma-norma. Granville Stanley Hall (1844-1924) mengatakan yang terpenting dalam perkembangan psikoanalisa adalah memperkenalkan. Ia pernah mengundang Freud dan Jung dalam suatu symposium di Universitas Clark pada tahun 1909. Ia juga pernah menulis beberapa buku mengenai psikoanalisa. Teori Hall sendiri yang terkemuka adalah teori evolusi. Dengan teorinya ini ia sering disebut sebagai “Darwin of The Mind“.  Teori evolusinya berbunyi “Ontogeny Recapitulates Phylogency“, artinya proses perkembangan individu sejak dia lahir sampai dewasa tidak lain adalah bentuk yang lebih singkat (rekapitulasi, singkatan) dari proses perkembangan makhluk yang bersangkutan dari mulai tingkatnya yang paling sederhana sampai tingkat yang sempurna. Gustave Le Bon (1841-1931) dalam buku “The Crowd” itu ia membicarakan tentang konformitas, aliensi dan kepemimpinan dalam kelompok. Karena bukunya inilah maka Le Bon terkenal sebagai tokoh psikologi sosial.

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting