Untuk
memahami isi dari psikologi pada umumnya kita harus memahami tentang sejarah
perkembangan psikologi dimana pada akhirnya dilahirkan psikologi modern. Aliran
asosionisme terdiri beberapa tokoh yaitu: (a) James Mill (1773-1836), dan John
Stuart Mill (1806-1873). Menurut pandangan James Mill tidak jauh beda dengan
pandangan John Locke tentang ide. Hanya disini Mill membedakan antara
penginderaan (sensation) dan ide.
Penginderaan adalah hasil kontak langsung alat indera manusia dengan
rangsang-rangsang yang datang dari luar dirinya. Sedangkan John Stuart Mill sebagaimana
ayahnya, J.S. Mill memulai ajarannya dari penginderaan dan ide (sensation dan idea). Tapi pandangannya
berbeda dari ayahnya yaitu: penginderaan dan ide adalah dua hal yang bisa
dibedakan dan dipisahkan antara kedua itu, idelah yang sangat penting daripada
penginderaan.
Usaha
menerangkan psikologi imiah semu yaitu: Phrenology. Franz Joseph Gall
(1758-1828) Beliau percaya bahwa jiwa terbagi-bagi dalam 42 bagian yang diwakili
di tempat-tempat tertentu di otak. Atas dasar itu ia membagi-bagi tengkorak
kepala ke dalam 42 lokasi. Tiap-tiap lokasi diwakili satu bagian kejiwaan dan
dari ini kita semua akan tahu obyek dan dapat mengenal watak manusia dari
meraba bentuk tengkoraknya yang disebut kraniognomi,
tapi lebih dikenal dengan sebutan phrenology.
Physiognomy.
Cesare Lombrossed (1836-1906) Ia percaya bahwa sifat-sifat orang sudah ada sejak
lahir dan tidak akan berubah-ubah lagi dalam hidupnya. Karena itu dengan
mempelajari bentuk wajah maka ia dapat mengetahui mana orang jahat dan mana
yang bukan. Mesmerisme Franz Anton Mesmer (1734-1815) Beliau mengajukan sebuah
teori yaitu “theory of animal magnetism”
atau “currative power of magnetic iron” yang menyebutkan bahwa dalam diri
seseorang bisa terdapat cairan-cairan tertentu yang mempunyai daya magnet yang
dapat menyembuhkan orang sakit. Mesmerisme diberi nama hipnotisme oleh James Braid (1795-1860). Hipnotisme ini kelak melalui Jean Martin Charcot (1825-1893)
diajarkan kepada Sigmund Freud (1856-1939) kemudian berkembang menjadi teori “psikoanalisa”.
Psikologi sebagai bagian dari ilmu faal. Menurut Marshal
Hall (1790-1857). Banyak persamaannya dengan Johannes Peter Miller yang
membedakannya yaitu kalau Hall menyatakan bahwa reflek hanya terkandung pada
syaraf tulang punggung (spinal cord) dan
tidak dipengarui oleh otak. Sedangkan Miller berpendapat bahwa ada sebagian
dari reflek yang dipengaruhi pula oleh otak. G. Fritsch dan E. Hitzig Mengadakan penelitian
bersama dan menemukan bahwa: ”Cortex
cerebri” (kulit otak) terdapat pembagian wilayah. Dua wilayah itu adalah “gyrus centralis posterior” yang
merupakan area motoris. Sir Francis Galton (1822-1911). Dalam psikologi
studinya meliputi penginderaan, ingatan, asosiasi, imajinasi, kemampuan dan
bakat-bakat. Ia menciptakan alat psiko-test didasarkan pada pengukuran
penginderaan. Ia beranggapan antara orang-orang yang pandai dan orang-orang
yang bodoh terdapat perbedaan dalam daya penginderaannya. Emil Kraepelin
(1856-1926). Ia menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai
penyakit kejiwaan yang disebut psikosis.
Terlepas persahabatannya dengan Wundt, Kraepelin berpendapat bahwa etiologi
(penyebab) penyakit kejiwaan tidaklah terletak pada jiwa seseorang, melainkan
disebabkan oleh faktor pertumbuhannya seperti kelainan di otak ataupun
faktor-faktor bawaan.
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Menurut Wilhelm
Wundt (1832-1920). Metode yang digunakan Wundt adalah metode ilmu alam, analisis
sintetis. Ia tidak setuju pada psikologi asosiasi karena bersifat mekanistis.
Pengamatan dibagi menjadi persepsi dan apersepsi. George Elliah Muller
(1850-1934) memberikan sumbangannya kepada psikologi khususnya dalam
psiko-phisik, ingatan dan persepsi visuil. G.E. Muller mengemukakan apa yang
disebut “ the right associative procedure”
atau prosedur asosiatif yang benar. Oswald
Kulpe (1862-1915). Sumbangan Kulpe yang terbesar adalah meletakkan dasar-dasar
studi tentang proses berfikir.Ia mengemukakan bahwa proses berfikir yang tinggi
tidak terikat pada penginderaan dan dapat pula diselidiki secara eksperimental.
Dengan metodenya itu Kulpe berhasil membuktikan bahwa proses berfikir adalah
bebas dari penginderaan (“sensation free”
atau “imageless”).
Fungsionalisme . William James. Beliau mengemukakan teori
emosi yang biasa dikenal dengan teori James-Lange adalah sebuah teori yang
menjelaskan hubungan antara perubahan phisiologis dengan keadaan-keadaan
emosional. John Dewey (1985-1952).dalam
psikologi menggunakan teori dan metode “learning
by doing” (belajar sambil melakukan). Dalam teori ini ia berpendapat bahwa
untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak mempelajari teori,
tetapi ia harus langsung melakukan apa yang dipelajari itu. Edward Lee
Thorndike (1874-1949) mengadakan eksperimen terhadap tingkah laku beberapa
jenis hewan seperti kucing, anjing dan burung yang mencerminkan prinsip dasar
proses belajar yang dianut oleh Thorndike, yaitu bahwa dasar dari belajar
(learning) tidak lain sebenarnya adalah asosiasi. Suatu stimulus (s) akan
menimbulkan suatu respons (R) tertentu.
Cabang-cabang psikologi dan perkembangan dari
fungsionalisme Arnold Gessel (1880-1961) dikenal sebagai bapak psikologi anak, Gessel
dalam penelitiannya adalah metode observasi dengan bantuan alat seperti kamera
film dan cermin searah (one way-mirror)
dan metode tingkah laku dibawah kondisi test yang terkontrol. Henry Alexander
Murray (1893). Peranan dalam psikologi adalah dalam bidang diagnosa kepribadian
dan teori kepribadian. Ia mengembangkan berbagai teknik evaluasi kepribadian,
terutama teknik proyeksi. Salah satu test yang digunakannya adalah “Thematic Apperception Test“. Test ini
terdiri dari beberapa buah gambar.Jean Piaget (1896 —) Teori-teorinya dalam psikologi
perkembangan yang mengutamakan unsur kesadaran (kognitif). Hal-hal yang pernah dipelajari Piaget antara lain
perkembangan inteligensi, persepsi, bahasa, moral, kausalitas, ruang, waktu,
gerak, logika, epistemologi genetika dan lain-lain.Louis Leon Thurstone
(1887-1955) dalam metode psikometrinya terkenal dengan cara pendekatan
analisa-faktor. kesimpulannya bahwa dalam inteligensi tidak ada faktor umum (”general factor” atau faktor-G), melainkan hanya ada
faktor-faktor khusus (”specific factors”
atau faktor S). Ia mengemukakan ada 7 faktor-S yang paling dasar yang
disebutnya “Primary Mental Abilities“,
Reflikasi psikologi purposive dan behaviorisme. Ivan
Petrovich Pavlov (1849-1936) karena
studinya mengenai refleks-refleks akan merupakan dasar bagi perkembangan
psikologi behaviourisme. Pandangannya yang paling penting bahwa aktivitas
psikis sebenarnya tidak lain dari pada rangkaian refleks-refleks belaka. Penemuan Pavlov yang sangat menentukan dalam
sejarah psikologi adalah hasil penyelidikannya tentang refleks berkondisi (”conditioned reflex“). William Mc. Dougall (1871-1938) berpendapat
bahwa psikologi hendaknya hanya mempelajari tingkah laku yang nyata saja, kalau
psikologi hendak dikatakan sebagai ilmu yang obyektif.
Teori konvergensi dalam psikologi. William Louis Stern
(1971-1938) ia mendefinisikan psikologi adalah ilmu tentang individu yang
mengalami/ menghayati dan individu yang mampu mengalami/menghayati. Dengan
definisi ini ia menjembatani teori-teori dari aliran nativisme dan empirisme. Penemuannya
yang sangat penting adalah konsep IQ “Intelligence
Quotient” atau taraf kecerdasan. Dasar teori ini adanya perbedaan
kecerdasan pada tiap-tiap orang. Rumus
I.Q Dimana MA = Mental Age (usia mental) CA = Calendar Chronological Age (usia
sesungguhnya).
Psikologi Gestar. Max Wertheimer (1880-1943) Dianggap
sebagai pendiri psikologi Gestalt pada tahun 1912. Dia mengeluarkan kertas
kerjanya yang berjudul “Experimental
Studies of the Perception of Movement” Menurut
Wertheimer, gerak stroboskopik ini
tidak dapat diterangkan dengan teori strukturalisme dan elementisme hanya
dengan teori Gestalt. Yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara
menyeluruh. Dalam bukunya “Investigation of
Gestalt Theory”. Kurt Koffka (1886-1941) kepada psikologi adalah penyajian yang
sistematis dan pengamalan dan prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala
psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar
dan psikologi sosial. Beberapa teori Koffka tentang belajar: salah satu faktor
yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan. Wolfgang Kohler
(1887-1967) yang paling terkenal adalah penyelidikannya mengenai tingkah laku
kecerdasan pada hewan, utamanya pada simpanse. Bertitik tolak dari teori
Thorndike yang beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya adalah
tingkah laku coba salah.
Psiko analisa. Sigmund Freud. Obyek psikologi ialah alam
ketidaksadaran. Pada dasarnya struktur jiwa terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
super
ego atau Das Uber Ich yang berisikan berbagai macam nilai luhur,
norma-norma. Granville Stanley Hall (1844-1924) mengatakan yang terpenting
dalam perkembangan psikoanalisa adalah memperkenalkan. Ia pernah mengundang
Freud dan Jung dalam suatu symposium di Universitas Clark pada tahun 1909. Ia
juga pernah menulis beberapa buku mengenai psikoanalisa. Teori Hall sendiri
yang terkemuka adalah teori evolusi. Dengan teorinya ini ia sering disebut
sebagai “Darwin of The Mind“. Teori evolusinya berbunyi “Ontogeny Recapitulates Phylogency“,
artinya proses perkembangan individu sejak dia lahir sampai dewasa tidak lain
adalah bentuk yang lebih singkat (rekapitulasi, singkatan) dari proses
perkembangan makhluk yang bersangkutan dari mulai tingkatnya yang paling
sederhana sampai tingkat yang sempurna. Gustave Le Bon (1841-1931) dalam buku “The Crowd” itu ia membicarakan tentang
konformitas, aliensi dan kepemimpinan dalam kelompok. Karena bukunya inilah
maka Le Bon terkenal sebagai tokoh psikologi sosial.
0 komentar:
Posting Komentar